BAB I
PENDAHULUAN
Telemedicine
adalah layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak jauh (Telemedicine is health care carried out at a
distance). Telemedicine adalah
transfer data medik elektronik dari satu lokasi ke lokasi lainnya (telemedicine
is the transfer of electrical medical data from one location to another). Telemedicine adalah praktik kesehatan dengan memakai
komunikasi audio, visual dan
data.termasuk perawatan, diagnosis,
konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak
jauh.
Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas, dapat kita pahami bahwa cakupan telemedicine
cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis,
pendidikan dan pelayanan administrasi)
jarak jauh, melalui transfer informasi (audio,
video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah,
komputer, dan telemetri) dengan melibatkan dokter, pasien dan
pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine sesungguhnya telah
diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua dokter membicarakan masalah
pasien lewat telepon.
1.1 Latar
Belakang Masalah
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan
dengan menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru.
Setelah diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama
kali dengan men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan telepon sistem
analog.
Walaupun jarak tempuh transmisi
hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu bermakna.Setelah
itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara jantung dan napas
antar dokter dan pasien.
Setelah Perang
Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa.Pengalaman
tersebut memberikan inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik
pengiriman gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke
dokter.Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan
pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan
pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi
komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin
berkembang.Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara
langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi citra digital.
Kini, penggunaan telemedicine sangat
luas sampaisekarang diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia. RSF0606094680.
1.2. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan telemedicine sebagai layanan kesehatan jarak jauh, maka dalam
penulisan ini perlu dipertanyakan tentang:
1.2.1.
Keuntunganapa saja yang bisa diperoleh dengan adanya telemedicine?
1.2.2.
Apa saja aplikasi-aplikasitelemedicine
dan penjelasannya?
1.2.3.
Apa saja aplikasi telemedicineyang diterapkan di Indonesia?
1.2.4. Apa saja tehnologi pada telemedicine?
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah memberikan gambaran dan petunjuk tentang pelayanan kesehatan dengantelemedicine, dan sekaligus menyadarkan
bahwa tehnologi dalam bidang kesehatan ini sangat banyak membantu.Sehingga
tehnologi ini perlu diterapkan dan dikembangkan agar lebih baik nantinya.
1.4.
Manfaat
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling
terkait satu sama lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung
bagi pasien adalah:
1.4.1. Mempercepat
akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
1.4.2. Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu
pertolongan langsung dari dokter-dokter pribadi.
1.4.3. Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana
keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung.
1.4.4. Menurunkan stres mental atau ketegangan yang
dirasakan di tempat kerja.
1.4.5. Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke
rumah sakit dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap
tinggal di rumah.
1.5.Metode Pengumpulan Data.
Makalah ini mengambil metode observasi,
dan studi pustaka. Metode observasi dengan cara, mencari lewat internet, sedang
studi pustaka dengan cara, membaca buku-buku yang berkaitan dengan makalah yang
dibuat.
BAB II
ISI / ULASAN
2.1.
Aplikasi Telemedicine
2.1.1.
Skala
Mikro.
Dilaksanakan oleh salah satu intansi
layanan kesehatan dalam skala terbatas.
2.1.2.
Skala
Makro
2.1.2.1.Aplikasi Sektoral.
Terbatas untuk satu subdisiplin ilmu
kedokteran/ bidang layanan kesehatan.
2.1.2.2.Aplikasi Regional.
Mencakup keseluruhan bidang layanan
kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu Negara.
2.1.2.3.Aplikasi Nasional
Mencakup seluruh bidang layanan
kesehatan di seluruh wilayah suatu Negara.
2.2. Aplikasi Telemedicine di Indonesia.
2.2.1.
Instalansi Sistem.
2.2.1.1.Biaya instalansi.
2.2.1.2.Teknologi perangkat lunak.
2.2.1.3.Teknologi perangkat keras.
2.2.2. Inkorporasi Kedalam Praktek
Kedokteran di Indonesia.
2.2.2.1.Tenaga kesehatan dengan keterampilan
layanan kesehatan jarak jauh.
2.2.2.2.Penerimaan komunitas kesehatan dan
non kesehatan.
2.2.3. Pemeliharaan
Sistem.
2.2.3.1.Biaya pemeliharaan.
2.2.3.2.Efektivitas biaya secara komersial.
2.2.3.3.Pengawasan kualitas layanan.
2.2.3.4.Penyesuaian dengan perkembangan
teknologi informasi dan ilmu kedokteran.
2.3.
Teknologi dan Medicine.
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek
transmisinya. Misalnya : teleradiologi,
telepatologi, teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri, teleneurologi,
teledukasi, telekonsultasi, pengobatan telenuklir, teleotorinolaringologi
dan penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai disiplin telemedicine lainnyaseperti telenursing (pelayanan keperawatan jarak jauh), dan teleprescribing (resep jarak jauh).
Perangkat keras dan lunak
telemedicine sangat mahal, terutama transmisi yang menggunakan saluran pita
lebar, sehingga akses pusat kontrol dan server sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus
dibedakan mana yang bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus
menunggu pemakaian teknologi tinggi. Semua pengiriman pencitraan (image) baik ekokardiografi real time maupun film
citra x-ray , ct-scan ataupun angiogram memerlukan saluran pita lebar
dan jaringan digital dengan biaya
tinggi.
2.3.1. Pilihan Telekomunikasi.
2.3.2. Dibawa ini merupakan contoh kasus aplikasi satelit untuk
pelayanan kesehatan jarak jauh, antara lain:
2.3.2.1.Jaringan Informasi Medis
Asia-Pasifik via ETS-V (AMINE - Asia Pacific Medical Information Network via ETS-V. Proyek
yang
dilaksanakan oleh National Space
Development Agency (NASDA) dan Departemen Pos dan telekomunikasi Jepang serta dibantu oleh Fakultas Kedokteran Universitas Tokai Jepang ini mendirikan 25 stasiun bumi
yang menggunakan L-Band VSAT di setiap stasiunnya. Stasiun
bumi tersebut tersebar diThailand, Kamboja, Papua Nugini, Fiji, China, dan Jepang. Setelelah
selama empat tahun
beroperasi
(1992-1996) ternyata 80% trafik adalah trafik
non-klinis seperti masalah-masalah administrasi, manajemen rumah sakit, dan
urusan logistik. Oleh Karena itu AMINE merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan datang
turut memperhitungkan trafik-trafik
non-klinis seperti ini. Hasil yang nyata adalah AMINE telah berhasil
menyelamatkan banyak pasien terutama di negara berkembang di asia pasifik.
2.3.2.2.Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology Satellite) - NASA. ACTV merupakan
salah satu
pionir
dalam mengaplikasikan telemedicine via
satelit. Salah satu eksprimen
telemedicine yang dilakukan adalah telemammography, yang mendemontrasikan pengiriman
citra mammografi resolusi tinggi dari
daerah pedesaan ke kota menggunakan jaringan akses satelit.
Mammografi adalah citra radiologi yang dapat membantu pendeteksian kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan ahli radiologi yang berpengalaman untuk
menginterpretasikan citra tersebut yang tidak selalu tersedia didaerah pedesaan
atau kota kecil. Eksprimen ini
menghubungkan tempat screening di kota kecil atau pedesaan dengan suatu institusi
medis di kota besar. Keberhasilan program ini membutuhkan integrasi antara satelit dan infrastruktur terestrial di fakultas kedokteran kampus/rumah sakit, pemoresan
citra, keamanan data pasien, juga perangkat lunak yang mengontrol proses screening. Salah satu kesulitan yang
dihadapi pada telemammografi ini
adalah citra yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik mammography direct digital,
kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat ditransmisikan kurang dari 1 menit
dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi sebanyak ini mengorbankan beberapa data
pada citra. Karena itu eksprimen ini
menyarankan pengembangan teknik kompresi citra disamping perbaikan sistem yang
mampu mentransmisikan citra lebih cepat.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kelompok kami membuat makalah tentang ini semoga dapat memberi manfaat bagi kita. Banyak yang mengetahui tentang dan bagaimana puskesmas,sehingga banyak diminati untuk berobat, maupun mengecek kesehatan, karna
kesehatan penting bagi kita semua.
Kesehatan itu adalah
harta yang paling utama yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikoment.. :)